Sastra
Segala pekerjaan pedang itu boleh dibuat
dengan kalam Adapun pekerjaan kalam itu tiada boleh dibuat dengan
pedang Dan beberapa ribu dan laksa pedang yang sudah terhunus Dengan
segores kalam jadi tersarung(Raja Ali Haji, dalam Mukaddimah Kitab Bustan al Katibin)Fokus
utama sajian ini adalah kearifan lokal dalam sastra Bugis klasik.
Sastra Bugis klasik meliputi Sure Galigo, Lontarak, Paseng/Pappaseng
Toriolota/ Ungkapan, dan Elong/syair. Sastra Bugis klasik, seperti
Galigo (yang dikenal sebagai epik terpanjang di dunia), Lontarak,
Paseng(pesan-Pesan), dan syair mengandung kearifan masih sangat relevan
dengan perkembangan zaman. Kearifan lokal yang menjadi fokus utama
meliputi bawaan hati yang baik, konsep
pemerintahan yang baik (good governance), demokrasi, motivasi berprestasi, kesetiakawanan sosial, kepatutan, dan penegakan hukum. Kearifan itu memiliki kedudukan yang kuat dalam kepustakaan Bugis dan masih sesuai dengan perkembangan zaman.
Adapun ciri - ciri sastra Bugis Diantaranya:
Kearifan Lokal Bugis:
pemerintahan yang baik (good governance), demokrasi, motivasi berprestasi, kesetiakawanan sosial, kepatutan, dan penegakan hukum. Kearifan itu memiliki kedudukan yang kuat dalam kepustakaan Bugis dan masih sesuai dengan perkembangan zaman.
Adapun ciri - ciri sastra Bugis Diantaranya:
Kearifan Lokal Bugis:
- Bawaan Hati yang Baik (Ati Mapaccing)
- Konsep Pemerintahan yang Baik (good governance)
- Demokrasi (Amaradekangeng)
- Penegakan Hukum (Siri)
- Motivasi berprestasi (Reso)
- Kesetiakawanan Sosial (assimellereng)
- Kepatutan (Mappasitinaja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar