Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung rima dan irama, serta diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat. Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari bahasa yang digunakan serta wujud puisi tersebut.
Bahasanya mengandung rima, irama, dan kiasan. Wujud puisi dapat dilihat dari bentuknya yang berlarik membentuk bait, letak tertata, dan tidak mementingkan ejaan. Mengenal puisi dapat juga membedakan wujudnya dengan membandingkan dari prosa. Ada empat unsur yang merupakan hakikat puisi, yaitu: tema, perasaan penyair, nada puisi, serta amanat.
Berdasarkan waktu kemunculannya puisi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi modern.
Puisi lama lahir sebelum
penjajahan Belanda dan masih murni berciri khas Melayu. Puisi lama
terdiri dari: mantra, bidal, pantun dan karmina, talibun, seloka,
gurindam, dan syair.
Puisi baru adalah puisi yang
terpengaruh gaya bahasa Eropa. Penetapan jenis puisi baru berdasarkan
jumlah larik yang terdapat dalam setiap bait. Jenis puisi baru dibagi
menjadi distichon, terzina, quatrain, quint, sextet, septina, stanza,
serta soneta.
Puisi modern adalah puisi yang
berkembang di Indonesia setelah masa kemerdekaan. Berdasarkan cara
pengungkapannya, puisi modern dapat dibagi menjadi puisi epik, puisi
lirik, dan puisi dramatik.
Berdasarkan cara
pengungkapannya, dikenal adanya puisi kontemporer dan puisi
konvensional. Yang tergolong puisi kontemporer yaitu: puisi mantra,
puisi mbeling, serta puisi konkret. Selain itu berdasarkan keterbacaan
yaitu tingkat kemudahan memaknainya, puisi terdiri dari puisi diafan,
puisi prismatis, dan puisi gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar