ITS diisukan menjadi kampus BHP. Siapkah mahasiswa ITS menghadapinya?Menolak atau menerima?
Klik untuk memilih tab akhir
Isi Tab 2
Isi Tab 2

Rabu, 13 Juni 2012

semantik

1. Pengertian Semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia(Inggris: semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda yang berarti “tanda” atau ‘lambang”. Kata kerja adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan “. Yang dimaksud tanda atau lambang disini sebagai penanda kata sema linguistik (signe linguistique) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure(1966), yaitu yang terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu.
Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti. Cakupan semantik hanyalah makna atau arti.
2. Makna
a. Pengertia Makna
Tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi(yang mengartikan) dan unsur makna(yang diartikan).
Makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih tepat sebagai gejala-dalam-ujaran(utterance-internal-phenomenon)
Kaidah umum yang perlu diperhatikan dalam kaidah linguistik
 Hubungan anatara sebuah kata/leksem dan makna tidak mempunyai hubungan wajib.
 Secara singkronik makna sebuah kata atau leksem tidak berubah, secara diatonik ada kemungkinan berubah, tetapi dalam jangka waktu yang relatif tidak terbatas ada kemungkinan bias berubah. Namun bukan berarti setiap kata akan berubah maknanya.
 Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda pula maknanya. Maksudnya, kalau ada dua buah kata/leksem yang bentuknya berbeda meskipun bedanya sedikit, tetapi maknanya akan berbeda. Oleh karena itu dua kata yang disebut bersinonim pasti kesamaan maknanya tidak persis seratus persen pasti ada perbedaannya. Misalnya kata kini dan sekarang adalah dua buah kata yang bersinonim, tetapi kata sekarang yang frase bininya sekarang tidak dapat diganti dengan kata kini. Penggantian tersebut dapat menjadikannya tidak gramatikal.
 Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri yang berbeda dengan sistem semantik bahasa lain karenasistem semantik itu berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemakai bahasa itu, sedangkan sistem bahasa yang melatarbalakangi setiap bahasa itu berbeda.
 Makna setiap kata/leksem dalam suatu bahasa sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup dan sikap anggota masyarakat yang berrsangkutan. Misalnya makna kata babi pada kelompok masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam tidak sama dengan kelompok masyarakat Indonesia yang bukan beragama Islam.
 Luasnya makna yang dikandung sebuah bentuk gramatikal berbanding terbalik dengan luasnya bentuk tersebut. Sebagai contoh bandingkan bentuk-bentuk:
a) Kereta
b) Kereta api
c) Kereta api ekspres
d) Kereta aspi ekspres malam
e) Kereta api ekspres malam luar biasa
Makna kereta pada (a) sangat luas, dan lebih luas dari (b); makna kereta pada (b) lebih luas dari (c); sedangkan (c) masih lebih luas dari (d); dan makna (d) masih lebih luas dari pada (e).

3. Jenis Makna
a. Makna Leksikal dan Gramatikal
Leksikal adalah bentuk bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata).satuan dari leksikan adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang beramakna.
Contoh:
(a) Kepalanya hancur terkena pecahan granat
(b) Rapornya ditahan kepala sekolah karena belum membayar SPP
Kata kepala pada kalimat (a) merupakan makna lesikal, sedangkan pada kalimat (b) bukan makna leksikal.
(a) Ibu memetik sekuntum mawar
(b) Kita dapat memetik manfaat dari cerita itu
Kata memetik pada kalimat (a) merupakan makna leksikal, sedangkan pada kalimat (b) bukan bermakna leksikal.
Proses penggabungan dalam bahasa Indonesia banyak melahirkan makna gramatikal. Kita lihat saja komposisi sate ayam tidak sama dengan komposisi sate Madura. Yang pertama menyatakan ‘asal bahan’ dan yang kedua menyatakan ‘asal tempat’.
b. Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan non referensial berdasarkan ada tidak adanya referens dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempuyai referens, yaitu sesuatu dari luar bahasa yang yang diacu oleh kata itu maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak memiliki referen maka kata itu disebut kata bermakna nonreferesial.kata meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut “meja” dan “kursi”. Sebaliknya kata karena dan tetapi tidak mempunyai referen. Jadi, kata karena dan tetapi termasuk kata yang bermakna nonreferensial.
c. Makna Denotatif dan Konotatif
Perbedaan kata denotatif dan konotatif didasarkan pada ada atau tidaknya “nilai rasa”(istilah dari Slametmulyana, 1964) pada sebuah kata.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negative.
Makna denotative(sering juga disebut makna denotasional, makna konseptual, atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain) pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotative ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi factual objektif.
d. Makna Kata dan Makna Istilah
Perbedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan secara khusus. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan
e. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Perbedaan makna konseptual dan makna asosiatif didasarkan pada ada atau tidak adanya hubungan (asosiasi, refleksi) makna sebuah kata dengan makna kata lain.
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Jadi sebenarnya makna konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif. Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan makna ‘suci’ atau ‘kesucian’; kata merah berasosiasi dengan makna ‘berani’, atau juga ‘dengan golongan komunis’ ; kata cendrawasih berasosiasi dengan makna ‘indah’
f. Makna Idiomatikal dan Pribahasa
g. Makna Kias
h. Makna Kolusi, Ilokusi, dan Perlokusi
4. Relasi Makna
a. Sinonim
b. Antonim dan Oposisi
1) Oposisi Mutlak
2) Oposisi Kutub
3) Oposisi Hubungan
4) Oposisi Hierarkial
5) Oposisi Majemuk
c. Homonimi, Homofoni, dan Homografi
d. Homonimi dan Hipernimi
e. Polisemi
f. Ambiguitas
g. Redudansi
5. Medan Makna dan Komponen Makna
a. Medan Makna
b. Komponen Makna
c. Kesesuaian Semantis dan Gramatis
6. Perubahan Makna
a. Sebab-sebab Perubahan
1) Perkembangaqn dalam ilmu dan teknologi
2) Perkembangan social dan budaya
3) Perbedaan bidang pemakaian
4) Adanya asosiasi
5) Pertukaran tanggapan indra
6) Perbedaan tanggapan
7) Adanya penyingkatan
8) Proses gramatikal
9) Pengembangan istilah
b. Jenis Perubahan
1) Meluas
2) Menyempit
3) Perubahan total
4) Penghapusan(Eufamia)
5) Pengasaran
7. Kategori Makna Leksikal
a. Kategori Nominal
b. Kategori Verbal
c. Kategori Ajektival
d. Kategori pendamping
1) Pendamping nomina
2) Pendamping verba
3) Pendamping ajektiva
4) Pendamping klausa
e. Kategori Penghubung
1) Penghubung koordinatif
2) Penghubung subordinatif
Apakah anda menyukai artikel kami?
Rekan guru maupun calon guru, Anda sedang membaca Pengertian Semantik dan artikel Pengertian Semantik ini bersumber url http://bio-sanjaya.blogspot.com/2012/01/pengertian-semantik.html di Info Guru Site, Silahkan menyebar luaskan artikel Pengertian Semantik ini bila bermanfaat bagi sesama dengan mencantumkan link Pengertian Semantik sebagai sumbernya.
Description: Pengertian Semantik Rating: 4.5 Reviewer: Bio Sanjaya - ItemReviewed: Pengertian Semantik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar