ITS diisukan menjadi kampus BHP. Siapkah mahasiswa ITS menghadapinya?Menolak atau menerima?
Klik untuk memilih tab akhir
Isi Tab 2
Isi Tab 2

Rabu, 09 Mei 2012

penulisan jurnal

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat yang diberikan kepada kita semua sehingga penulisan makalah ini dapat spenulis susun sesuai dengan kemampuan dan dapat terlesaikan sesuai waktu yang diberikan.
Dan tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca dalam rangka menulis jurnalistik yang baik, terutama penulisan penulisan mengenai paragraf jurnalistik.
                        Kendari,  Desember 2011


                            Penulis




DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar
                                                                                                 i
Daftar isi...........................................................................................................ii

BAB 1.  PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
1.4 Manfaat.....................................................................................................1
1.5 Ruang Lingkup...........................................................................................2

BAB II   PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Penulisan Huruf Kapital..............................................................................3
2.1.1 Jabatan Tidak Diikuti Nama Orang..........................................................3
2.1.2 Huruf Pertama Nama Bangsa..................................................................4
        2.1.3 Nama Geografi Sebagai Nama Jenis...............................................4
        2.2.4 Setiap Unsur Bentuk Ulang Sempurna............................................5
2.2.5 Penulisan Kata Depan dan Kata Sambung..............................................5

BAB III  PENUTUP
3.1 Simpulan...................................................................................................7
3.2 Saran........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berbahasa. Bahasa begitu besar peranannya dalam kehidupan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, mengidentifikasi diri dan sebagai sarana komunikasi sedangkan jurnalistik secara umumnya bahasa yang digunakan oleh media bahasa.
Bagi seorang penulis atau jurnalis media massa yang dibutuhkan bahasa yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD karena jika seorang penulis atau jurnalis menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan akan terjadi kesalahan atau banyak penafsiran pada tiap-tiap orang. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Bahasan dalam makalah ini lebih banyak difokuskankan kepada kasus kesalahan penulisan EYD yang paling sering dilakukan para mahasiswa jurnalistik dan kehumasan serta penulis dan jurnalis media massa salah satunya yaitu penulisan huruf capital dan penulisan angka.

1.2  Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah EYD dalam bahasa jurnalistik.

1.3     Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan EYD dalam bahasa jurnalistik.

1.4     Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang EYD dalam bahasa jurnalistik.
2.    Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang EYD dalam bahasa jurnalistik.
3.    Memberikan sumbangan informasi bagi penulis dalam membuat sebuah tulisan khususnya tulisan pada media massa cetak.

1.5  Ruang Lingkup
Makalah ini hanya membahas penulisan huruf kapital. Oleh karenanya itu apabila ada penulis yang ingin melanjutkan penulisan makalah ini, dapat membahas mengenai kesalahan penulisan EYD yang lain.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Penulisan Huruf Kapital
Dalam penulisan huruf kapital, sebagian penulis dan jurnalis kerap terkecoh dengan beberapa ketentuan yang diatur dalam pedoman EYD. Kata yang seharusnya tidak ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama malah ditulis dengan huruf kapital. Begitu juga sebaliknya, akibatnya terjadilah kerancuan.

2.1.1 Jabatan Tidak Diikuti Nama Orang
Dalam butir 5 pedoman EYD dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai  sebagai penggnti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Barat, Profesor  Jalaluddin Rahmat.
Ketentuan ini kerap dipertukarkan dengan ketentuan pada butir yang sama tetapi berlaku untuk kondisi sebaliknya. Ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat. Ketentuan ini kerap dilanggar. Secara psikologi, penulisan dengan huruf kapital pada huruf pertama dianggap lebih sopan daripada apabila ditulis dengan huruf kecil. Pandangan demikian jelas keliru, karena satu salah ciri bahasa jurnalistik adalah demokratis.
Contoh:
Menurut Bupati, anggaran untuk rehabilitasi gedung sekolah dasar pada tahun depan diharapkan naik setidaknya 25 persen dibandingkan tahun tahun sekarang.
Seharusnya:
Menurut,bupati anggaran untuk rehabilitasi gedung sekolah dasar pada tahun depan diharapkan naik setidaknya 25 persen dibandingkan tahun sekarang.




2.1.2 Huruf Pertama Nama Bangsa
Dalam butir 7 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf petama nama bangsa, suku bangsa,  sebaga contoh: bangsa Indonesia , suku Sunda, bahasa Inggris . ketentuan ini ternyata kerap dipertukarkan dengan ketentuan pada butir yang sama tetapi berlaku untuk kondisi sebaliknya. Ditegaskan, huruf  kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai bentuk dasar kata turun.
Contoh:
Majalah berita kampus itu dalam hasil surveinya melaporkan, 50 persen dosen Universitas Masa Depan (UMD) mengajar di depan kelas dengan dialek ke-Sunda-Sundaan, 20 persen dosen mengajar dengan dialek ke-Inggris-Inggrisan. Hasil survey itu juga menunjukkan, hanya 7 persen dosen yang selalu berusaha meng-indonesia-kan kata-kata asing yang dipungutnya dari buku pada saat kuliah di depan kelas.
Seharusnya:
Majalah berita kampus itu dalam hasil surveinya melaporkan, 50 persen dosen Universitas Masa Depan (UMD) mengajar di depan kelas dengan dialek kesunda-sundaan, 20 persen dosen mengajar dengan dialek keinggris-inggrisan. Hasil survey itu juga menunjukkan, hanya 7 persen dosen yang selalu berusaha mengindonesiakan kata-kata asing yang dipungutnya dari buku pada saat kuliah di depan kelas.

2.1.3 Nama Geografi Sebagai Nama Jenis
Dalam butir 9 ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang menjadi unsur nama diri. Misalnya: berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara.
Contoh:
Para wisatawan lokal lebih banyak membelanjakan uangnya untuk membeli oleh-oleh khas tiap daerah seperti kacang Bogor, salak Bali, papaya Bangkok dan telur Brebes.
Seharusnya:
Para wisatawan lokal lebih banyak membelanjakan uangnya untuk membeli oleh-oleh khas tiap daerah seperti kacang bogor, salak bali, papaya Bangkok dan telur brebes.

2.1.4 Setiap Unsur Bentuk Ulang Sempurna
Dalam butir 11 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh:
Nama sejumlah lembaga nasional dan internasional serta nama beberapa yayasan dan perda, sudah cukup akrab di telinga siswa SLTP. Misalnya perserikatan bangsa bangsa, yayasan ilmu-ilmu sosial, yayasan ahli-ahli bedah, garis-garis besar haluan Negara, asas-asas hukum acara pidana dan perda dasar-dasar ketertiban dan keindahan kota.
Seharusnya:
Nama sejumlah lembaga nasional dan internasional serta nama beberapa yayasan dan perda, sudah cukup akrab di telinga siswa SLTP. Misalnya Perserikatan Bangsa-bangsa, Yayasan Ilmu-ilmu sosial, Yayasan Ahli-ahli bedah, Garis-garis besar Haluan Negara, Asas-asas Hukum Acara Pidana, Perda Dasar-dasar Ketertiban dan Keindahan Kota.

2.1.5 Penulisan kata depan dan kata sambung
Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasud semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Pada malam Anugrah Seni Jawa Barat 2006 di Gedung Rumentang Siang Bandung. Sabtu malam (1/4), diumumkan tiga cerita pendek betema pelestarian lingkungan yang paling digemari pembaca yakni Harimau Tua Dan Ayam centil. Hari-Hari Penantian Dalam Gua Neraka, dan Kado Untuk Setan. Selain itu ditetapkan juga tiga novel berema kemanusiaan yang paling menggugah kepeduliaan sosial yakni Surat Dari Penjara Untuk Presiden, Taksi Yang Menghilang Tadi Pagi, dan Tangga ke Surga.
Seharusnya:
Pada malam Anugrah Seni Jawa Barat 2006 di Gedung Rumentang Siang Bandung. Sabtu malam (1/4), diumumkan tiga cerita pendek betema pelestarian lingkungan yang paling digemari pembaca yakni Harimau Tua dan Ayam centil. Hari-Hari Penantian dalam Gua Neraka, dan Kado untuk Setan. Selain itu ditetapkan juga tiga novel berema kemanusiaan yang paling menggugah kepeduliaan sosial yakni Surat dari Penjara untuk Presiden, Taksi yang Menghilang Tadi Pagi, dan Tangga ke Surga.




BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Berdasarkan penggunaan bahasa yang bisa berfungsi sebagai alat komunikasi antara penulis dan pembaca, seorang penulis atau jurnalis tidak boleh melakukan kesalahan yang sifatya elementer. Permasalahan tersebut dapat ditentukan tentang penggunaan bahasa yang dipakai para penulis  masih belum tepat, dan masih banyak yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD terutama penggunaan huruf kapital yang akibatnya terjadilah kerancuan.

3.2    Saran
Bagi para calon jurnalis dan para jurnalis pemula lebih meningkatkan rasa percaya diri dalam berbahasa jurnalistik dan lebih menghindari melakukan kesalahan elementer dalam penulisan EYD sehingga bisa  meningkatkan kapasitas dan kreadibilitas dirinya di mata masyarakat. Dalam makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu dibutukan saran yang membangun agar kedepannya dapat menjadi lebih baik.







DAFTAR PUSTAKA

Sumadiria, AS. Haris. 2010. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama       Media.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar